Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim | dok kemendikbud |
"Kawan-kawan pemuda, gerbang kita telah terbuka," disampaikan Mendikbud dalam sambutannya.
Menjawab keraguan akan masa depan bangsa di tangan generasi muda, Mendikbud berharap pemuda Indonesia tidak takut atau bingung. "Saya yakin pemuda Indonesia sadar di hatinya masing-masing, ke mana dia ingin melangkah," kata Nadiem.
Mendikbud mengajak pemuda Indonesia untuk terus melangkah dan tidak menunggu dunia berubah. "Pada saat saya diberikan kesempatan dari Pak Presiden untuk membantu generasi berikutnya, saya tidak berpikir dua kali. Saya melangkah kedepan, apapun risikonya," ungkapnya.
Menurut Menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju ini, satu-satunya kegagalan adalah kalau hanya diam di tempat. Dan satu-satunya kesuksesan adalah kalau para pemuda terus melangkah ke depan. "Kita mungkin tersandung-sandung, kita mungkin jatuh, tapi kita tidak akan tiba di tujuan kalau kita tidak melangkah bersama," terangnya
"Dunia ini ada di tanganmu. Asal kita berani melangkah, kita tak akan pernah kalah. Salam pemuda," imbuh Mendikbud.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-91 mengangkat tema “Bersatu Kita Maju”. Tema ini diambil untuk menegaskan kembali komitmen yang telah dibangun oleh para pemuda yang diikrarkan pada tahun 1928 dalam Sumpah Pemuda. Bahwa hanya dengan persatuan kita dapat mewujudkan cita-cita bangsa.
Sebelumnya, saat membacakan sambutan peringatan Hari Sumpah Pemuda dari Menteri Pemuda dan Olahraga, Mendikbud Nadiem yang memakai baju adat Jawa menyampaikan bahwa selain berkarakter moral dan kinerja yang tangguh, pemuda juga harus memiliki kapasitas intelektual dan kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan yang mumpuni.
"Pemuda harus memiliki inovasi agar mampu berperan aktif dalam kancah internasional," ujar Mendikbud Nadiem.
Nuansa keragaman bangsa Indonesia nampak kental pada upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-91 di kantor Kemendikbud. Peserta upacara dan undangan mengenakan pakaian adat/tradisional dari berbagai suku bangsa di tanah air.
"Kalau pemuda generasi terdahulu mampu keluar dari jebakan sikap-sikap primordial suku, agama, ras dan kultur, menuju persatuan dan kesatuan bangsa, maka tugas pemuda saat ini adalah harus sanggup membuka pandangan ke luar batas-batas tembok kekinian dunia, demi menyongsong masa depan dunia yang lebih baik," pesan Mendikbud Nadiem Makarim. (*)