Cuplikan layar harga Ballpoint drawing 0.1 di Tokopedia |
JAKARTA, TUNTAS.CO.ID - Tindakan culas untuk mengakali APBD di DKI Jakarta kini terbongkar satu per satu, setelah 'tertangkap basah' anggaran untuk lem aibon sebesar Rp 82 miliar, kini ditemukan lagi anggaran yang tak kalah buat geleng kepala.
Pemprov DKI Jakarta ternyata menganggarkan pembelian ballpoint hingga mencapai Rp 123 miliar.
Anggaran itu tercantum dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) tahun 2020.
KUA-PPAS ini di buka melalui portal situs resmi penyedia data Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI, apbd.jakarta.go.id.
Ballpoint yang dianggarkan memiliki spesifikasi Pen Drawing 0,1, harga satuan dalam KUA-PPAS sebesar Rp 105.000.
Ternyata harga ballpoint dengan spesifikasi yang sama hanya Rp 7.000 saja per buah.
Melihat banyaknya temuan yang aneh, dokumen soal anggaran pada situs penyedia informasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020 apbd.jakarta.go.id pun telah dihapus.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang kini duduk sebagai Anggota DPRD DKI Jakarta, William Aditya Sarana menemukan anggaran yang aneh di APBD DKI Jakarta.
Pemrov DKI Jakarta menganggarkan pembelian lem Aibon sebesar Rp 82,8 miliar.
Bahkan William menyebut, setiap siswa SD akan mendapatkan lem aibon dua kaleng lem aibon setiap bulan.
"Ditemukan anggaran aneh pembelian lem aibon 82 milliar lebih oleh Dinas Pendidikan. Ternyata Dinas Pendidikan mensuplai 2 kaleng lem Aibon per murid setiap bulannya. Buat apa?," ujar William lewat akun Twitter @willsarana, Selasa (29/10/2019).
Jika melihat anggaran per item yang ditulis di APBD Pemprov DKI, di mana satu kaleng lem aibon dianggarkan Rp 184 ribu. Maka yang akan diberi ke murid adalah lem aibon dengan berat 2,5 kilogram (Kg).
Karena dilihat di toko jual beli online, di antaranya shoope, harga lem aibon untuk berat 2,5 kilogram, sekitar Rp 150 ribu-an.
Dinas Pendidikan DKI Jakarta berkelit dengan menyebut ada kesalahan pengisian data yang dilakukan pegawai di dokumen rancangan KUA-PPAS 2020 itu. Meski di webstite sudah ditulis secara rinci jumlah item yang akan dibeli dan jumlah siswa penerima lem aibon tersebut.
"Ini sepertinya salah ketik, kami sedang cek ke semua komponennya untuk diperbaiki, " kata Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Susi Nurhati saat dihubungi di Jakarta.
Susi mengatakan, dalam usulan anggaran dinas melalui Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Kota Jakarta Barat itu, item yang diusulkan berupa kertas dan tinta saja dan menegaskan tidak ada pengajuan anggaran untuk pembelian lem aibon.
Susi mengatakan akan menyelidiki pihak yang menginput pembelian lem sebanyak Rp82,8 miliar tersebut.
"Kami akan cek ke seluruh SDN di Jakarta Barat, kami revisi usulan anggaran itu terakhir hari Jumat (25/10) malam," pungkasnya. (*)